Dua Unit Mesin Cuci Darah RSUD Natuna Rusak, Pasien Makin Melonjak

Dr. Ari Pajarudi Direktur RSUD Natuna

Kupasonline.com, Natuna-Kunjungan pasien cuci darah di rumah sakit umum Daerah(RSUD) Natuna, Provinsi Kepulaan Riau,belakangan ini meningkat tajam dari semula 23 orang  dalam tahun ini terjadi penambahan 4 orang.

“Sejak beberapa bulan ini kunjungan pasien cuci darah di RSUD Natuna  melonjak dari 23 menjadi 28 pasien, ‘’kata Direktur RSUD Natuna, Dr. Ari Pajarudi kepada Media ini di ruanagan kerjanaya, Selasa (7/11/2023).

Ia mengatakan, dengan adanya lonjakan pasien cuci darah tersebut, menyebabkan para petugas bekerja ekstra keras dalam melayani pasien tersebut.

Hal ini terjadi karena mesin HD(hemo dealisa) yang ada masih terbatas. Mesin HD di RSUD Natuna hanya tersedia 7 unit. Dari jumlah itu, dua tidak bisa difungsikan karena rusak.

Untuk mengantisipasi agar pasien cuci darah di RSU Natuna tidak lagi antre, pihaknya akan menambah mesin cuci darah pada tahun ini sebanyak tiga unit lagi.

“Kami sudah menargetkan untuk menambah 5 mesin cuci darah lagi dan yang rusak diperbaiki, sehingga nantinya jumlah mesin cuci darah menjadi 10 unit di RSUD Natuna sudah mencukupi,’’ kata Dr Ari.

Jika RSUD Natuna memiliki mesin cuci darah   10 unit sudah cukup, meski jumlah pesien terus meningkat dapat dilayani dengan baik.

” Standarnya untuk pelayanan pasien yang 30 orang  dibutuhkan penambahan mesin 3 unit lagi.” Jelas Dr. Ari.

Untuk kedepannya , Dr.Ari  akan melakukan kerjasama  degan pihak Puskesmas, supaya bisa melakukan sosialisasi dan menghimbau masyarakat agar bisa menurunkan resiko gagal ginjal. Kalau tidak ada penambahan mesin segera oleh pihak RSUD Natuna dr. Ema kuatir pelayanan terhadap  pasien cuci darah ini akan terlantar dan hal ini sangat berbahaya, sebab pasien cuci darah ini tidak bisa telat, kalau telat cuci darah satu hari saja mereka sudah sesak nafas, apalagi sampai telat 2 sampai 3 hari bisa saja mereka mengalami kematian,”ujar dr Ema

Sementara itu Dr Ema yang bertugas diruang pasien cuci darah di RSUD Natuna berharap persoalan ini cepat diatasi karena  bersifat darurat tidak dapat dilalaikan. Pemda dan pihak RSUD Natuna harus segera mencarikan solusi terkait persoalan mesin cuci darah kalau pemda dan RSUD tidak bisa membeli karena mahal, sebenarnya bisa saja  melobi  pihak ke-3 (EO) seperti beberapa rumah sakit di Batam, mesin cuci darahnya dibiayai oleh pihak ke-3 sehingga berapa saja kebutuhan rumah sakit itu akan disediakan oleh pihak ke-3 tersebut.”terang dr Ema

Sementara itu, Herman pria berusia 46 tahun  ini menceritakan untuk proses layanan cuci darah di RSUD Natuna sangat mudah.

“Saya sudah punya jadwal tetap, jadi tinggal datang saja ke rumah sakit sesuai jadwal lalu discan sidik jari di mesin finger print untuk keperluan administrasi kemudian disuntik dan proses cuci darah. Proses cuci darah sendiri membutuhkan waktu 4,5 jam jika kondisi bagus dan lancar. Misal saat proses cuci darah keluar keringat dingin, maka alat dilepas dan proses cuci darah bisa lebih lama lagi,” kata Herma.

Dia lalu menceritakan dugaan penyebab dan dampak dari sakit gagal ginjal yang dideritanya.

“Kalau penyebab pastinya saya kurang paham, tapi mungkin karena dulu saya sering minum minuman kemasan atau bersoda. Sedangkan kondisi sekarang akibat sakit saya ini energi sangat menurun jika dibandingkan dulu saat sehat dan untuk minum diatur sebisa mungkin 200 ml lebih banyak dari air seni yang dikeluarkan dalam sehari semalam untuk menghindari menumpuknya cairan di jantung dan paru-paru,” ungkapnya. (Pil)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *